Rabu, 06 Mei 2009

Wong Asu, Legendha

Salah satu legenda tentang asal usul Orang Kalang. Pada zaman dahulu ada seorang raja yang sedang berburu di hutan. Di dalam hutan beliau kencing. Beliau tidak tahu bahwa air kencingnya tertampung di dalam tempurung kelapa yang tinggal setengah. Tidak lama kemudian ada seekor babi hutan lewat dan meminum air yang ada di dalam tempurung. Keajaiban terjadi, babi hutan itu hamil dan melahirkan seorang anak berujud manusia. Anak tersebut sangat cantik.

Dua puluh tahun kemudian, bayi babi hutan telah dewasa. Ia sangat senang bertenun. Oleh karena itu setiap hari ia menenun, di panggung. Tiba-tiba alat tenunnya jatuh ke tanah. Karena tempatnya tinggi dan untuk mengambilnya sukar maka ia menyatakan ikrar yang berbunyi barang siapa yang dapat mengambilkan alat tenun ke hadapannya, kalau perempuan akan dijadikan saudara kandung kalau laki-laki akan dijadikan suami dan kalau binatang akan dijadikan piaraannya dan akan dijadikan keluarganya. Pada waktu itu lewatlah seekor anjing jantan yang mendengar ikrar putri tersebut. Kemudian si anjing mengambilkan alat teropong/tenun dan diletakkan di dekat putri. Sungguh, sejak saat itu si anjing menjadi piaraannya dan juga menjadi keluarganya.

Akhirnya si anjing menjadi suaminya dan menghasilkan seorang anak laki-laki, yang bernama Jaka Sona. Ia senang berburu. Pada suatu hari ia berburu di hutan ditemani anjingnya (ayahnya). Di hutan ia bertemu babi hutan (neneknya). Kemudian si anjing disuruh mengejar tetapi anjing tidak mau. Karena marahnya anjing dibunuh dan babi hutan juga dibunuh. Sesampainya di rumah Jaka Sona menceritakan bahwa ia telah membunuh anjing dan babi hutan. Ketika ibunya mendengar cerita anaknya lalu ia mengatakan bahwa sesungguhnya anjing itu ayahnya dan babi hutan itu neneknya.

Mendengar penuturan ibunya Jaka Sona merasa sangat menyesal. Karena itu ia meninggalkan rumahnya tanpa pamit pada ibunya. Ia pergi mengembara dari satu tempat ke tempat lain sampai bertahun-tahun. Akhirnya Jaka Sona kembali ke tempat asalnya. Di sini ia bertemu wanita cantik dan jatuh cinta. Bahagialah rasa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Akhirnya mereka menikah. Pada suatu hari si istri melihat belang di kepala suaminya dan ia tidak pangling bahwa suaminya itu tidak lain anaknya sendiri. Setelah ia mengetahui lalu meninggalkan rumah tanpa pamit. Selanjutnya Jaka Sona kawin lagi dan mempunyai seorang putra yang diberi nama Kalangjoyo. Kalangjoyo inilah yang dianggap nenek-moyang Orang Kalang. Dilihat dari Kalangjoyo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar