Minggu, 03 Mei 2009

As’ad Humam

Muballig, penyusun buku Iqro dan pelopor Gerakan TK Al Qur`an di Indonesia. Akrab dipanggil Pak As, lahir di Koategede, 1933 dari pasangan H. Humam bin H. Siradj dan Hj. Dalimah binti Somoharjo. Setamat SD Muhammadiyah Kleco, Kotagede tahun 1948, melanjutkan ke Muallimin Muhamaadiyah Kotagede, namun hanya sampai kelas I. Ia lebih suka mengikuti kakak ipar sekaligus gurunya, Kyai Su`aman habib yang penghulu di Kota Ngawi. Setamat SMP di Ngawi, menamatkan SGA Muhamamdiyah, namun hanya sampai kelas I, karena menderita pengapuran pada tulang belakangnya, sehingga harus dirawat selama 1,5 tahun di RS Bethesda.
Sekalipun kurang beruntung dalam pendidikan formal, namun ia terus mengaji di berbagai lembaga, antara lain Masjid syuhada, Masjid Besar Kauman dan Ponpes Al Munawwir, Krapyak. Di luar itu, ia adalah seorang yang tekun belajar secara otodidak. Kiprahnya dalam memberikan pembelajaranmembaca Al Quran sudah dimulai sejak tinggal di Ngawi, hingga kembali ke Kotagede dan mengajar mengaji anak-anak di kampung Selokraman. Kelompok pengajian itu dinamai AMIN (=Aku Mesti Iso Ngaji). Gerakan ini meluas hingga tahun 1953 terbentuk PPKS (=PersatuanPenajian Anak-anak Kotagede dan Sekitarnya).
Tahun 1973, di rumahnya ia mendirikan Mushalla Baiturahman, tempat a menajar anak-anak mengaji dan mengujicobakan berbagai sistem dan metode pengajaran yang menjadi idenya. Ia berkeinginan memperbaharui sistem pengajian tadisional yang kurang menarik dan terasa lamban, sehingga diperlukan waktu 2-3 tahun bagi seorang anak untuk bisa baa Al Quran. Hingga tahun 1983, bertemu dengan anak-anak muda yang memiliki keterpanggilan yang sama dalam menggerakkan pengajian anak-anak. Anak-anak muda yang jumlahnya 17 orang, dihimpunnya dalam satu wadah yang diberi nama Team tadarus Angkatan Muda masjid dan Mushalla (disingkat Team Tadarus AMM).

Fokus darikegiatan tim ini adalah menggerakkan agar setiap masjid dan mushalla terselenggara unit-unit jamaah tadarus dengan pola kegiatan yang sama minimal seminggu sekali dengan sistem tadarus keliling. Aktifitas tim ini terus berkembang hingga tahun 1985, tidak kurang dari 600 jamaah bisa menikmati pembinaan. Dari berbagai diskusi dan kajian, yang dilakukan Pak as dengan Tim Tadarus AMM, salah satu hasil lain dari tim ini adalah mengupayakan satu lembaga pendidikan Al-Qur`an yang unggul, dalam wadah TK Al Quran. Dan pada puncaknya, pada tahun 1989 berhasil disusun buku ”IQRO”, suatu tuntunan belajar membaca AlQur`an yang mudah, cepat, dan praktis.

Karena kesehatannya pula, Pak As meninggal dunia pada.tahun 1996. Atas kepeloporan dan ketokohannya, Pak As menerima Piagam Penghargaan sebagai Pembina Tilawatil Quran di Indonesia dari Menteri Agama RI pada tanggal 3 Januari 1992. Dan bersamaan dengan pembukaan FASI IV, tanggal 11 Juli 1999di Istana Bogor, Presiden BJ memberikan penghargaan kepada pak As atas kepeloporannya menggerakkan pendidikan Al Quran di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar