Minggu, 03 Mei 2009

Anglo

Peralatan rumah tangga tradisional, dalam bahasa Indonesia kadang disebut tungku berbahan bakar arang kayu, memiliki peranan penting dalam peralatan dapur bagi masyarakat Jawa di masa lalu. Begitu juga dalam proses pembuatan batik, sebagai tempat memanaskan lilin/malam.

Pada saat ini memang masih ada sebagian masyarakat Jawa yang menggunakan alat ini, namun sudah berkurang. Sebagian dari mereka sudah berganti ke peralatan yang lebih modern dan lebih praktis seperti kompor minyak, kompor gas, atau kompor listrik. Sebab peralatan modern memiliki keunggulan di bidang keawetan, kepraktisan, dan kebersihan. Sementara anglo sebagai alat dapur tradisional memang kurang awet, praktis, dan bersih.
Anglo termasuk peralatan gerabah yang terbuat dari tanah liat. Penmbuatannya pun tidak terlalu rumit bagi perajin yang sudah biasa membuatnya. Karena tidak banyak mengalami proses atau tahapan. Setelah melalui pencetakan tradisional, anglo dikeringkan di bawah terik matahari. Setelah kering tentunya dibakar bersama-sama jenis gerabah lainnya seperti kwali, kendhil, layah, dan sebagainya. Setelah diangkat dari perapian yang sudah dingin dan sudah dibersihkan dari kotoran abu pembakaran, maka anglo siap dipasarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar