Minggu, 03 Mei 2009

Agung, Pasareyan

Kompleks makam belakang Mesjid Agung, pada sisi selatan. Di dalam kompleks dimakamkan para tokoh Mataram Islam pada periode awal, baik para pendiri, para raja dan kerabat. Beberapa diantaranya adalah Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senapati, dan Sinuhun Seda ing Krapyak. Selain itu, juga dimakamkan Sultan Hamengku Buwana II, Pangeran Adipati Paku Alam I, serta beberapa kerabat Keraton Mataram dan penerus lainnya.

Di kompleks makam juga berlangsung ziarah kubur dengan menabur bunga (sekar) ke kubur para leluhur. Biasanya dilakukan pada bulan ruwah yang berarti arwah menjelang puasa. Menurut kepercayaan Jawa, orang yang telah meninggal pada bulan ruwah datang untuk menengok familinya yang masih hidup.

Pada saat nyekar, bunga yang biasa ditaburkan ke makam adalah bunga; mawar, telasih, kenanga, melati, dan kanthil. Pasareyan Kotagede sebagai tempat persemayamnya Panembahan Senopati sering diziarahi oleh masyarakat luas, baik dari Yogyakarta maupun dari daerah lain.

Dalam melakukan ziarah, harus mengenakan pakaian khusus yang telah ditentukan untuk masuk ke dalam makam. Khusus wanita diwajibkan mengenakan kain, kemben, tanpa baju dan sanggul gelung tekuk. Peziarah khusus pria mengenakan kain, ikat kepala, blangkon, dan baju pranakan atau tidak mengenakan baju (telanjang dada).

Panembahan Senapati pernah memerintahkan untuk membangun pemakaman di Kotagede bersamaan dengan selesainya pembangunan Mesjid Agung, yaitu pada tahun 1589 M; dan pembangunan makam ini selesai pada tahun 1606 M. Para ahli berpendapat bahwa Kompleks Pasareyan Agung adalah pemakaman yang dibangun oleh Panembahan Senapati tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar