Rabu, 06 Mei 2009

Wayang Wong

Salah satu jenis drama tari tradisional Jawa, yang disebut juga wayang orang. Pada mulanya merupakan dramatari yang hanya dapat dipentaskan di lingkungan kraton saja. Menurut sejarah, jenis wayang ini diciptakan kembali oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada akhir tahun 1750-an. Namun pada awal abad 20, seni ini mulai berkembang sebagai seni pertunjukan rakyat, yang biasa dipentaskan di suatu gedung tertentu secara tetap atau secara berkeliling oleh kelompok seni yang dimiliki rakyat. Bahkan pada masa tertentu menjadi lahan bisnis, yang pada masanya pernah mencapai masa keemasan.

Terdapat anggapan bahwa wayang wong merupakan format paling sempurna bagi sebuah pertunjukan opera Jawa. Mengingat didalamnya kita jumpai perpaduan yang harmonis antara drama dengan cerita yang dibawakan dengan dialog prosa Jawa. Tata tari diiringi alunan instrumen gamelan sebagai pengiringnya, yang dilngkapi dengan niyaga (penabuhnya) dan vokalisnya (sinden). Dalam pementasan, terdiri dari banyak adegan yang dibawakan oleh banyak pemain, yang biasanya telah memiliki spesialisasi dalam masing-masing tokohnya.

Setting cerita biasanya diangkat dari legenda Mahabarata atau Ramayana. Biasanya di samping, menari, para pemain juga berbicara dan menyanyi, sesuai dengan adegan yang dilakukannya. Pada mulanya, ketika masih dipertunjukkan di dalam kraton, wayang wong bisa memakan waktu pertunjukan berhari-hari, dari awal erita hingga akhir. Namun dalam perkembangannya, hanya dipertunjukkan dalam beberapa jam saja. Bahkan dalam wayang wong keliling, dalam satu hari bisa lebih dari satu judul pertunjukan yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar