Minggu, 03 Mei 2009

Abangan

Satu varian tipologi masyarakat tradisional Jawa, yang pada mulanya diasosiasikan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan, biasanya berprofesi sebagai petani. Sekalipun merupakan golongan muslim, dalam melakukan ibadah memperlihatkan sinkretisme Jawa secara kental. Tradisi keagamaan abangan, yang terutama sekali terdiri dari dari pesta upacara yang disebut slametan, kepercayaan yang kompleks dan rumit terhadap makhluk halus, dan seluruh rangkaian teori dan praktek pengobatan dan perdukunan.

Di Kotagede, salah satu contoh ekstrim dari kelompok masyarakat yang disebut abangan adalah Orang Kalang. Sekalipun umumnya mereka sangat kaya, namun sekaligus sangat kikir. Sehingga menurut Mitsuo Nakamura muncul pikiran bahwa uang bagi mereka hendaknya tidak digunakan untuk pendidikan (Barat), agama (Islam), atau kebudayaan (Jawa). Oleh karena itu mereka tidak memasukkan anak-anak mereka ke sekolah, tidak mau membayar zakat, dan tidak mau menyumbang pembiayaan pertunjukan wayang atau pargelaran gamelan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar