Minggu, 03 Mei 2009

Antefiks

Dari antefix

Istilah untukmenyebut unsur dekoratif tegakan yang difungsikan sebagai penutup atau pengakhiran ujung bubungan atap, baik bubungan atas maupun ujung jurai. Ornamentasi ragam hias semacam kadang juga direpkan pada peralihan bagian bangunan, misalnya antara badan dengan kaki atau dengan atap. Dalam batas tertentu, penggunaan antefiks pada pelipit peralihan antar bagian bangunan juga berfungsi mengurangi kesan kaku pada keseluruhan bangunan.

Motif hiasan kuno ini merupakan hasil budaya yang berkesinambungan dari masa klasik, baik di barat maupun timur, tetapi tetap hidup sampai sekarang. Pada masa itu, hisan antefiks merupakan elemen bangunan yang dominan pada bangunan candi.

Antefiks ini menjadi salahs atu unsur ornamen yang banyak didapati pada beberapa bangunan rumah tradisional di Kotagede, maupun berbagai ornamen yang ada pada bangun-bangunan Keraton Mataram. Secara khusus, di Kotagede antefiks menjadi ciri khas bangunan-bangunan gerbang di komplek Mesjid Agung Mataram, Pasarean Agung, serta kompleks Sendhang Seliran.

Penggunaannya pada ujung-ujung tepian atap gapura sebagai bungkak menyiratkan aplikasi seni Awang uwung, sebagaimana banyak diterapkan pada bangunan-bangunan di Jawa bagian selatan.
Secara tekhnis, unsur bagian ini tidak memiliki fungsi karena keberadaannya lebih sebagai unsur dekoratif. Demikian pula di Kotagede, keberadaannya yang cukup dominan pada kompleks Mesjid dan Pasareyan Agung pada prinsipnya juga mempunyai fungsi dan kedudukan yang cenderung sebagai unsure dekoratif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar