Sabtu, 06 Juni 2009

Between Two Gates

Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “Di Antara Dua Gerbang”. Frase ini digunakan untuk menyebut satu bentuk system tata lingkungan kampung di Kotagede, khususnya di Kampung Alun-alun Kotagede. Ungkapan ini termasuk baru, dimunculkan oleh Tim Peneliti dari Jurusan Teknik Arsitektur UGM pada tahun 1986, namun menjadi populer dalam pembicaraan tentang permukiman Kotagede.

Pada prinsipnya between two gates adalah satuan lingkungan terkecil permukiman bersifat semi-tertutup karena diapit oleh gerbang-gerbang pada kedua ujungnya. Satuan lingkungan tersebut terbentuk dari sejumlah rumah joglo terdiri dari dalem dan pendhapa yang berjajar dalam satu deret.

Longkangan atau ruang antara dalem dan pendapa dari rumah-rumah tersebut sambung menyambung sehingga mewujud sebagai sebuah gang atau lorong sate dengan pintu gerbang di ujung-ujungnya, yakni gerbang barat dan gerbang timur. Hal itulah yang memunculkan penyebutan tadi terhadap lingkungan yang demikian.

Between two gates bukan semata bentukan fisik lingkungan tadi tumbuh bersama tradisi waris dan kekerabatan di antara warganya, karena semula lahan sederet rumah tadi berasal dari tanah satu keluarga, atau satu kelompok penduduk inti Kotagede.

Between two gates memang merupakan salah satu bentuk permukiman dari komunitas tertentu yang secara khas merupakan salah satu kasanah permukiman di Kotagede.

Berbeda dengan magersari yang menunjukkan dua kontras sosial, komunitas between two gates lebih homogen, terdiri dari keluarga-keluarga dengan status sosial yang setara atau hampir sama.

Dalam perkembangan selanjutnya lingkungan tadi tak ubahnya sebuah rumah besar yang ditinggali keluarga besar dengan sikap kerukunan dan gotong royong yang tinggi, sebagaimana terlihat dari sikap mereka merelakan sebagai lahan rumahnya untuk kepentingan bersama berupa jalan rukunan. Pola semacam ini juga memberikan jaminan keamanan lingkungan yang tinggi. Dengan demikian pola lingkungan ini memiliki makna ketahanan sosial dan ketahanan fisik-keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar