Jumat, 05 Juni 2009

Bengkat, Permainan

Jenis permainan tradisional khas Kotagede, dengan menggunakan biji dari buah bendha. Permainan bengkat ini dimainkan oleh dua orang. Salah seorang yang dadi (jadi) menyusun buah bendha kurang lebih 5 buah di atas tanah. Setelah disusun pemain yang lain melempar gacuk ke arah susunan buah bendha tersebut, dengan harapan buah bendha yang telah tersusun dapat dirobohkan.

Untuk dapat digunakan sebagai gacuk yang baik, biasanya buah bendha dipilih yang berbentuk bulat pipih dan didalamnya masih ada isi (biji) nya, sehingga relatif lebih berat dibandingkan dengan bendha lainnya (yang dipasang/disusun). Apabila tidak runtuh, maka pelemparan diganti dengan pemain yang lain. Apabila susunan bendha yang disusun tersebut runtuh dan tersebar (bercerai berai), maka dengan menggunakan gacuknya pemain tersebut akan melempar gacuknya dengan menggunakan ibu jari kakinya ke arah buah bendha yang runtuh tersebut satu persatu, sampai habis. Setiap buah bendha yang dapat dikenai oleh gacuk yang dilempar dengan ibu jari kaki tersebut akan menjadi milik yang bersangkutan.

Untuk menentukan menang atau kalah dalam permainan bengkat ini, adalah dengan menghitung dengan perolehan buah bendha. Pemain yang lebih banyak memperoleh buah bendha, dia dinyatakan sebagai pemenangnya.

Permainan bengkat saat ini sudah tidak ada lagi, sehubungan dengan hilangnya pohon bendha di Kotagede.
Bendha sering juga disebut kembang tarok. Jenis pohon dengan nama ilmiah Artacarpus blumei Trec. Merupakan tanaman liar, di Kotagede. Pohon ini dulunya banyak terdapat ditepi Kali Gajahwong. Batangnya besar, tingginya dapat mencapai 35 meter. Batangnya tidak begitu kuat, daun berbentuk sirip ke dalam. Bunga dan buahnya seperti halnya pohon kulur. Pohon bendha ini banyak memberi manfaat untuk ramuan jamu tradisional (obat-obatan) bagi masyarakat Kotagede, karena akarnya dapat untuk obat disentri, sedangkan getahnya dapat digunakan sebagai obat sakit perut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar